Pagi ini...
Kubangun terlelap dari mimpi
Sambut sang pagi tuk mengisi hari
Termenung menanti sang mentari
Yang tak kunjung menampakkan diri
Dari sini...
Ditemani rintik-rintik hujan
Langit putih yang tertutup awan
Kupandangi suasana depan rumahku
Tampak disana tanah kuburan
Dihiasi sinisnya bermacam kembang tanaman
Saat ini...
Rasa malasku semakin menjadi
Dan ingin membawaku lagi mengarungi mimpi
Tapi aku masih ingin berdiri disini
Memandang pagi tanpa senyuman mentari
Karena aku takut semua ini akan mati
Disulap menjadi ngeri yang terus menyelimuti
Diwaktu yang cerah ku bisa mencari
Pohon-pohon melambai dengan rapi
Burung-burung bernyanyi dan menari
Yang selalu menghiasi indahnya sepi
Tapi kini...
Dari rumahku juga kelihatan
Corong-corong pabrik yang berdiri congkak
Menghitami putihnya angkasa
Dengan asapnya yang menggila
Pernah ada satu burung jatuh di halaman rumah
Dengan menangis dia berbisik padaku
Dia bercerita...
Kalau dia terkena radang paru-paru
Setelah melewati kawasan industri dekat rumahku
Esok harinya...
Sahabat sang burung datang membawa kabar
Kalau temannya yang sakit paru itu telah mati
Karena merasa terancam,
Burung-burung lainnya sepakat
Untuk membeli masker dari toko terdekat
Kemudian...
Rintik hujan berubah menjadi hujan deras
Lalu...
Kubuat secangir kopi
Dan akhirnya...
Aku tidak mau keluar rumah lagi
(Gresik, 19 Juli '07)
2/09/2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment