Seonggok embrio tak berdaya
Boneka Tuhan hasil karya sempurna
Robot mainan eksistensi Sang Pencipta
Menanti giliran dilempar ke dunia
Darah yang mengalir atas nama cinta
Dilengkapi profan yang maha dahsyat
Terlahir dari lubang vagina yang merekah
Diiringi jerit perih menyayat hati
Dan terciptalah manusia tak berharga
Isak tangis tak berdosa
Rengekan dan ratapan suci
Memecah suasana malam tanpa kebisingan
Terdiam tergolek diatas raga dan nyawa
Embrio itu kini sudah bertransisi
Bertransformasi dengan hati nurani
Terombang-ambing oleh paradigma duniawi
Mengadili persepsi dan bermain Tuhan
Kebencian, kemarahan dan ketidakpuasan
Menjelma menjadi nafsu perlawanan
Teriakan resistensi ketika kebebasan terancam dari jiiwa
Konsistensi penolakan atas kebusukan dunia
Tapi ketika saatnya telah tiba
Arwah ini akan kembali kepada Sang Penguasa
Menunggu untuk diadili
Dihadapan para setan dan malaikat
Yang menyajikan retorika surga dan neraka...
(Malang, 19 Nov' 07)
2/27/2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment