5/28/2008

Menghujat Kapitalisme !!!

Dari judul diatas, mungkin Anda bertanya-tanya...
Mengapa kapitalisme begitu dibenci banyak manusia?
Mengapa ia harus dihujat?
Mengapa ia pantas untuk dihujat?
Dan mengapa-mengapa lainnya...

Karena jawabannya adalah...
KAPITALISME MEMANG PANTAS UNTUK DIHUJAT!

Ia bukan hanya faktor utama yang memassifkan kemiskinan, tapi juga menimbulkan banyak ketidakadilan, kekerasan dan perang. Terutama semakin membesarnya kesenjangan antara si miskin-si kaya, juga merusak bumi dan kehidupan manusia. Ada 2 fondasi dasar keberadaan kapitalisme yang membuat ia pantas dihujat. Pertama, kapitalisme hidup didasarkan pada pengeksploitasian manusia terhadap manusia lainnya tanpa ampun, termasuk terhadap alam raya kita. Kedua, kapitalisme hidup dengan menempatkan laba diatas kemanusiaan, dengan mengejar hasil produksi maksimal dan biaya produksi serendah-rendahnya.

Didalam sistem kapitalisme, apa pun dan sampai kapan pun, yang menjadi tujuan-alasan-parameter-segalanya-selalu dan selalu adalah LABA. Laba telah menjadi "tuhan-nabi-dan-kitab-suci" bagi kapitalisme. Hanya orang yang kuat dan bermodal saja yang mampu membentuk laba dengan mengeksploitasi manusia lainnya dan alam. Karena laba adalah segalanya, maka manusia-manusia tanpa kuasa dan tanpa modal hanya akan menjadi objek yang dieksploitasi, tak lebih dari sekedar alat yang diperas untuk menghasilkan laba bagi mereka yang berkuasa.

Lalu, laba-laba ini akan terus terakumulasi hanya dikantong-kantong sebagian kecil warga dunia penguasa dan pemilik apa yang kita kenal dengan TNC/MNC (Trans/Multi National Corporations), perusahaan-perusahaan raksasa dunia. Dengan kekuatan akumulasi laba, mereka bisa melancarkan perang, membunuh manusia, merampok bangsa lain, membangun pesawat tempur super-canggih, memproduksi bom nuklir, memeras demi kemakmuran diri, menguasai serta mengendalikan sumber daya alam, perekonomian dan pasar, sekali lagi ini semua karena LABA dan LABA.

Cinta di alam kapitalisme pun menjadi lain. Cinta mengalami metamorfosis menjadi sesuatu yang diperjualbelikan, menjadi suatu komoditi yang dibungkus indah dalam kegilaan 'Valentine', menghasilkan lembaran uang, meningkatkan penjualan, meledakkan laba, untuk kembali mengeksploitasi kebodohan manusia-manusia di tahun-tahun mendatang.

Uang telah memperkosa dan mengkomersilkan cinta hingga bisa dijual dalam bentuk jantung merah muda dan dikemas dalam blok-blok coklat tanda kasih sayang. Semua mal menyambutnya, dengan rok mini-baju ketat, lipstik pink, perjamuan glamour di hotel-hotel berbintang dan sebuah ilusi superhebat pun digelar agar manusia merasakan telah mencurahkan cintanya dan berkasih sayang penuh romantika. Beli sekarang mumpung lagi diskon! Kapitalisme telah membuat cinta menjadi sedemikian sempit dan menginjak-injak makna cinta menjadi begitu rendah.

Namun tidak demikian bagi mereka yang hidup di bantaran kali, nelayan-nelayan dan para ibu-bapak tani yang semakin terpinggirkan, termarjinalkan, tergusur oleh kekuasaan dan modal atas nama pembangunan dan kemewahan. Rumah dan tanah mereka di buldozer hingga mereka tinggal di tenda-tenda darurat. Pantai dan sawah tempat menggantungkan hidup kini telah direnggut untuk menyediakan kompleks perumahan mewah dan mal-mal guna merayakan hari Valentine tiap tahunnya.

Kalau sudah begini, lalu dimana makna CINTA yang sebenarnya?

Lihat! Saat ini kebutuhan pokok kita semakin melambung tinggi dan tidak terjangkau. Pendidikan, kesehatan, transport, gula, minyak, tanah, beras, ikan, daging, telur, listrik dan air, semuanya MAHAL! Pengangguran dan kemiskinan juga semakin merajalela. Bagaimana dengan nasib mereka? Peduli setan dengan mereka semua, toh tujuan hidup kapitalisme adalah LABA dan bukan MANUSIA.

Oleh karena itu, kita akhiri lagi dengan pertanyaan...

Setujukah kita dengan pemikiran bahwa manusia memang selayaknya hidup di bawah dan lebih rendah martabatnya dari laba, bahwa laba lebih mulia dan lebih penting dari kemanusiaan kita?

Jawaban kita akan menentukan kadar kemanusiaan kita!
Kita adalah bagian dari itu semua, kita memiliki tanggung jawab sejarah untuk mengubahya!
Entah sebagai sosok yang memperkuat laba atau sebaliknya berpihak dan memperkuat posisi kemanusiaan kita...

Selamat merenung dan (akhirnya) bertindak !!!

No comments: