10/31/2008

Dialektika Cinta

Kau lihat sayang,
Langit termenung sendiri malam ini
Ia tidak mampu tertawa seperti biasanya
Apalagi bermain bersama sang awan
Entah menghilang kemana dia
Gelap dan hanya ditemani sang bulan
Yang juga melamun tanpa teman

Tahu tidak kenapa?

Karena bintang-bintang
Telah aku korupsi malam ini

Mulai hari ini
Jika sang pagi telah menjelang
Matahari tidak akan lagi mengusirnya
Dan jika sang malam telah datang
Tak seorangpun yang bisa menatapnya
Merasakan kilaunya yang menawan
Dan tak satupun ilmuwan yang akan merebutnya

Kau tahu,
Bintang-bintang itu kini hanya milikku
Semuanya telah aku simpan rapat
Menjadi koleksi pribadiku
Bersama amarah, cinta dan gairah
Aku penjarakan mereka di tempat yang gelap
Mendekap rapat jadi satu

Dan kau tidak perlu risau
Ada satu yang masih kusisakan untukmu
Agar kau tak lagi berduka
Hingga kelak, hanya engkaulah satu-satunya yang bersinar

Tapi...

Hei tunggu, belum apa-apa!
Itu hanya intro sayang
Permainan ini belum dimulai
Masih banyak konspirasi besar yang kurancang untukmu

Kau tahu, mungkin nanti
Juga akan kurencanakan sebuah penculikan
Kepada matahari atau sang bulan

Ini bukan kudeta untuk menjatuhkan Tuhan
Ataupun makar untuk sekedar merebut kekuasaan
Tidak, bukan seperti itu!

Akan kusiapkan sebuah rencana pertunjukan
Dimana kamu akan merasakan
Indahnya nafas percintaan
Yang bukan eksklusif, basa-basi atau sekedar birahi
Bukan pula sekedar imaji cinta yang menjadi tren hari ini

Tapi kamu akan mengerti sayang,
Bahwa ini semua tentang rasa, nurani dan harmoni

(Malang, 27 Okt '08)